A. Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dalam penciptaanya jika
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia dapat dikatakan sebagai pencipta
kedua setelah allah.Sebagai pencipta, oleh Allahmanusia dikaruniai akal budi.
Dengan akal budi itulah manusia mampu memikirkan konsep – konsep maupun
menyusun prinsip – prinsip umum yang diikhtiarkan dari berbagai pengamatan dan
percobaan. Manusia merupakan makhluk social yang kehidupannya tidak lepas dari
kemasyarakatan, yang memiliki kebudayaan tersendiri. Hal tersebut berdasarkan
bahwa pada hakikatnya manusia memiliki akal budi sehingga mereka mampu
menciptakan sesuatu tentunya dengan proses berfikir dan memahami konsep –
konsep kehidupan yang ada di sekitarnya. Di lihat dari sudut bahasa Indonesia,
kebudayaan bwrasal dari bahasa Sansekerta “ buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari
buddhi yang berarti budi atau akal . Pendapat lain mengatakan bahwa “Buddhaya”
adalah sebagai suatu perkembangan dari kata mejemuk budi- daya yang berarti
daya dari budi, karena itu ada yang membedakan antara budaya dan kebudayaan.
Budaya di artiksn sebagai daya yang berupa cipta, rasa, dan karsa , dan
kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa tersebut.
Adapun model kajian transformasi
budaya secara garis besar melakukan
pengamatan terhdap perubahan dan pergeseran fenomena desain dalam satu rentang
waktu tertentu . Sehingga dalam waktu rentang waktu tersebut dapat dicatat dan diamati faktor – faktor desain
yang menjadi ciri utama perubahan serta proses akulturasi dan inkulturasi yang
terjadi. Perubahan suatu tatanan menjadi sebuah tatanan baru, bagaimanapun
cepatnya tetap terikat oleh kaidah – kaidah alamiah., yaitu harus melalui suatu
proses yang berjenjang. Hampir tidak ada satu peradaban pun yang mengalami perubahan
seketika.Konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses – proses pergeseran
masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan
sosiologi yang di sebut dengan dinamika social.
B.Perubahan kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun
selalu berubah sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi
jauh dari berbagai perhubungan dengan masyarakat dan lain. Terjadinya perubahan
disebabkan beberapa hal:
1. Sebab-sebab
yang berasal dari masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya ada perubahan
jumlah dan komposisi penduduk
2. Sebab-sebab
perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakatt yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur perhubugan dengan masyarakat
dan kebudayaan lain, cendrung untuk berubah secara lebih cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga
karena ada difusi kebudayaan penemuan-penemuan baru khususnya teknologi dan
inovasi. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Dalam perubahan
sosial terjadi perubahan stuktur sosial dan pola-pola hubungan sosial, antara
lain sistem status hubungan-hubungan dalam keluarga, sistem politik dan
kekuasaab serta penyebaran penduduk.
Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi
dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat yang
bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai
pegangan dalam kehidupan, teknologi, selera, rasa keindahan, dan bahasa.
Sedangkan perubahan didalam masyarakat yang maju biasanya terwujud melalui
penemuan (discovery) dalam bentuk penciptaan baru (invention) dalam melalui
proses difusi.
Discovery merupakan jenis penemuan baru yang mengubah persepsi mengenai
hakikat suatu gejala mengenai hubungan dua gejala attau lebih.
Invention adalah suatu pembuatan bentuk baru berupa benda atau
pengetahuan yang dilakukan melalui proses penciptaan dan didasarkan atas
pengkombinasi pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda atau
gejala.
Difusi adalah persebaran unsur - unsur kebudayaan dari satu tempat
ketempat lain di muka bumi, yang di bawa o;eh kelompok – kelompok manusia yang
berimimgrasi.
Disamping peristiwa perubahan kebudayaan seperti disebutkan tadi masih
ada lagi peristiwa – peristiwa perubahan kebudayaan seperti berikut:
Cultural lag
Ialah perbedaan antara taraf
kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat.Artinya ketinggalan
kebudayaan, yaitu seang waktu antara saat benda itu di perkenalkan pertama kali
dan saaat benda itu diterims secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan
diri terhadap benda tersebut. Juga lag
bisa terjadi apabila irama perubahan dri dua unsur perubahan dari dua unsur
perubahan.
Cultural survival
Adalah adanya sutu cara tradisional
yang tak mengalami perubahan sejak dahulu sampai sekarang.
Cultural conflict
Ialah pertentangan kebudayaan ini
muncul sebagai akibat relatifnya kebudayaaan. Hal ini terjadi akibat kingllik
langsung antar kebudayaan.
Culture shock
Ialah guncangan kebudayaan sebagai
penyakit jabatan dari orang – orang yang tiba – tiba di pindahkan ke dalam
suatu kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan sendiri.
Ada empat tahap yang mmembentuk
siklus culture shock :
1. Tahap
Inkubasi, kadang – kadang disebut masa bulan madu, sebagai pengalaman baru yang
menarik.
2. Tahap
krisis, ditandai dengan suatu perasaan dendam, pada saat inilah terjadi korban
culture shock.
3. Tahap
Kesembuhan, korban mampu melampaui tahap kedua hidup dengan damai.
4. Tahap
penyesuaian diri, sekarang orang tersebut sudah membanggakan sesuatu yang
dilihat, yang dirasakannya dalam kodisi yang baru itu, rasa cemas dalam dirinya
telah lalu.
C. Pergeseran Budaya
Kajian transformasi budaya
merupakan pengamatan perubahan dan pergeseran fenomenadesain dalam suatu ruang
waktu tertentu.Secara umum transfornasi budaya di awali oleh adanya unsur
keterbukaan, baik yang dipaksakan maupun yang dikarenakan oleh karakter khas
kebudayaan tertentu yang mudah menerima kehadiran kebudayaan asing.Pergeseran –
pergeseran yang terjadi antara setiap subbudaya kerap berjalan tidak sejalan,
ada yang secara rupa, sangat cepat, namun secara teknologis agak tertinggal, ada pula yang secara
keseluruhan fisiktelah bergeser jauh kedepan, tetapi secara mentalitas masih
terbelakang.Dalam mengamati fenomena desain, proses transformasi juga dapat
diamati pada pergeseran niai esteti. Pergeseran nilai estetik memiliki
ketertautan dan keterkaitan secara langsung dengan proses transformasi budaya
sebuah bangsa yang dipicu oleh adanya keterbukaan budaya.
Adapun konsep – kosep yang di perlukan untuk menganalisa proses – proses
pergeseran masyarakat dan kebudayaan. Diantara konsep – konsep yang terpenting
ada yang mengenai proses belajar kebudayaan sendiri yakni internalisasi,
sosialisasi, dan enkulturasi. Selain itu ada proses perkembangan kebudayaan
umat manusia atau evolusi kebudayaan dari bentuk – bentuk kebudayaanyang
sederhana hingga yang makin lama makin kompleks, yang dilanjutkan dengan proses
penyebaran kebudayaan – kebudayaan yang terjadi bersamaan dengan perpindahan
bangsa – bangsa di muka bumi yaitu proses difusi. Proses lainnya adalah proses
pengenalan unsue – unsur kebudayaan
asing yang di sebut proses akulturasi dan asimilasi. Akhirnya ada proses
pembaruan. Atau inovasi yang berkaitan erat dengan penemuan baru.
D. Budaya Sebagai Media Belajar
Banyak sekali definisi-definisi tentang kebudayaan seperti salah satu
yang dikemukakan oleh prof. DR.Koentjaraningrat bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata
kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semunya tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Namun dapat diambail inti sarinya bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil cipta, rasa dan karsa manusia
untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya dengan cara belajar, yang
semuanyatersusun dalam masyarakat.
- Dari hasil-hasil budaya manusia dapat dibagi dua
macam :
- Kebudayaan jasmaniah atau fisik yang meliputi
benda-benda , ciptaan manusia, misalnya alat-alat perlengkapan hidup.
- Kebudayaan rohaniah atau non-material yaitu semua
hasil ciptaan manusia yang tidak dapat dilihat dan diraba seperti religi,
ilmu pengetahuan, bahasa dan seni.
- Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif
(biologis) melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
- Bahwa kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat,
tanpa masyarakat akan sukarlah bagi manusia untuk membentuk kebudayaan.
- Jadi kebudayaan adalah kebudayaan manusia dan
hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaankarena yang tidak perlu
dibiasakan dengan cara belajar. Misalnya tindakan atas dasar naruli atau
insting dan gerak refleks.
a. proses internalisasi
Proses internalisasi adalah adalah proses yang berlangsung sepanjang
hidup individu mulai dari lahir sampai akhir hayatnya. Seorang individu terus
belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian
membentuk kepribadiaannya. Manusia memiliki bakat yang telah terkandung dalam
gennya, untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta
emosinya, tetapi wujud dan pengaktifannya sangat dipengaruhi berbagai stimulasi
yang terdapat dalam lingkungan sosialnya, budayanya, dan alam sekitarnya.
Perasaan pertama yang di aktipkandalam kepribadian saaat bayi dilahirkan
adalah rasa puas dan atak puas, yang
menyebabkan ia menangis. Lingkinhan yang berbeda dengan ketika ia masih berada
dalam kandungan ibunya menyebabkan ketidakpuasan yang pertama kali di
rasakannya. Baru setelah ia di bungkus selimmut dan di beri kesempatan
mennyusu, perasaan itu dapat dipuaskan. Selanjutnya setiap kali berbagai
pengaruh lingkimgan menyebabkan ia merasa tidak puas, ia akan menangis, tetapi
setiap kali dilakukan upaya untuk membuatnya merasa nyaman, ia akan mendapatkan
rasa puas itu. Dengan demikian tanpa perlu mengalaminya setiap kal, seorang
bayi mulai belajar mengetahui cara untuk mendatangkan rasa pua, yaitu dengan
jalan menangis.
Makin lama makin bertambahlah pengalamannya mengenai berbagai perasaaan
baru, serperti kegembiraan, kebahagiaan, simpati, cinta. Benci. Rasa, aman,
harga diri , kebenaran, perasaan bersalah, dosa malu, tetapi juga berbagai
macam hasrat ( misalnya hasrat untuk mempertahankan hidup, hasrat untuk
bergaul, meniru, tahu, berbakti, hasrat akan hal – hal yang indah, dan
sebagainya, yang dipelajari melalui proses internallisasi sehingga menjadi
bagian dsn membentuk kepribadiaanya.
b. proses sosialisasi
Proses sosialisasi misalnya sejak ia dilahirkan seorang bayi dalam suatu
keluarga golongan pegawai tinggi di suau kota di
Indonesia,
telah dihadapkan pada beberapa individu sekitarnya, yaitu ibunya, bidan yang
membantu persalinan , ibu dari ibunya, dan ayahnya. Kontak dengan individu
tersebut merupakan pengalaman bagi seorang bayi yang di dasarkan pada perhatian
dan cinta kasih.Pada usia itu seorang anak juga mulai mengalami proses
sosialisasi yang lebih luas, sehingga ia mulai mengetahui arti dari umur dalam
berbagai peranan sosial. Sewaktu seorang anak masuk sekolah ia mulai mengetahui
adanya perbedaan antara wanita dan pria, dan ketika memasuki usia remaja, dan
mengendalikan gejolak birahinya, ia harus belajar menyesuaikan diri dengan
segala sesuatu aturan yang ada dalam kebudayaannya serta adapt istiadat dalam
masyarakatnya. Dengan meneliti semua aturan itu dan menganalisa pengaruh nya
pada para individu, kita dapat mengikuti secara teliti semua situasi sekitar
individu – individu lain dalam lingkungan sosialnya, serta unsure – unsure
kebudayaan yang lazim mempengaruhi diri orang Indonesia
dari golongan pegawai yang tinggal di kota.
Proses sosialisasi dalam golongan – golongan sosial yang lain mungkin saja
berbeda sama sekali.
Tentu saja dalam suatu masyarakat ada individu – individu yang mengalami
berbagai hambatan dalam proses internalisasi, sosialisasi, dan inkulturasinya,
sehingga individu seperti itu mengalami kesukaran dalam menyesuaikan
kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya. Individu demikian cenderung untuk
senantisa menghindari norma – norma dan
aturan – aturan masyarakatnya, dan hidupnya selalu di earnai konflik dengan
orang lain. Individu – individu semacam itu di sebut deviants. Sebelim faktof
deviants ini menarik perhatian para ahli antropologi dalam melakukan penelitian
mereka hanya memperhatikan hal – hal yang umum dari suatu kebudayaan yaitu hal
– hal yang lazim dilakukanwarga masyarakat, sementara penyimpangan –
penyimpangan dari adapt yang lazim mereka abaikan. Namun sekarang telah
disadari bahwa faktor deviants justru
merupakn faktor yang sangat penting, karena merupakan sumber dari berbagai
kejadian dalam masyarakat dan kebudayaan yang bersifat positif maupun negative.
Peristiwa yang positif, adalah perubahan dan pembaruan dari adapt – istiadat
yang telah kuno. Contoh dari peristiwa yang negative adalah berbagai ketreangan
yang ada dalam masyarakat yang menjelma sebagai permusuhan antar golongan,
berbagai penyakit jiwa, peristiwa bunuh diri, kejahtan, demoralisasi dan
sebagainya.
c. proses evolusi sosial
Perubahan suatu tatanan menjadi
sebuah tatanan baru bagaimana pun cepatnya( revolusioner) tetap terikay oleh
kaidah – kaidah alamiah, yaitu harus melalui suatu proses yang
berjenjang.Hampir tidak ada satu peradaban pun yang mengalami perubahan
seketika.Dalam dialektika Hegel dan marx, sebagaimana di kutip kayam
transformasi di bayangkan sebagai proses tawar menawar secara berkelanjutan
untuk kemidian di bayangkan akan terjadi transformasi akhir, besar dan
langgeng.Max Weber berpendapat bahwa transformasi berjalan melalui suatu proses
revolusioner yang antar unsurnya saling mempengaruhi dalam bentuk ideal yang di
sengaja di ciptakan sebagai suatu model. Sedangakan Rostow menilai proses
transformasi juga dapat di andaikan sebagai suatu proses linear hierarkis
dengan penekanan pada perubahan bentuk prasarana alat – alat produksi serta
pola konsumsi masyarakat. Dengan begitu proses transformasi kemasyarakatan pun
dapat dilihat dari perubahan masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern.,
dari kondisi tradisional ke tahap lepas landas. Gagasan rostow ini kemudian
banyak mengilhami penggunaan di Negara – negara berkmbang. Pembabakan linear
hierarkis amat popular diterapakan pada konsep pembabakan seperti halnyayang
ditawarkan oleh Alvin Toffler.Ia membagi tahap transformasi peradaban umat
manusia menjadi tiga yaitu gelombang revolusi pertanian, Gelombang
revolusi Industri, dan Gelombang
revolusi Informatika.Teori transformasi secara umum dapat di pahami
sebagai suatu perubahan yang terjadi di
masyarakat, ketika serat – serat budaya yang mnangga kebudayaan tengah
berlangsung.
Melihat karangan E.Z. Vogt, “on the concept of structure and process in
cultural anthropologhy”, dalam American
anthropolohist, LXII, 1960: HLM 18 – 33. Tentang evolusi sosial yaitu proses
mikroskopik dan makroskopik dalam evolusi sosial. Proses evolusi dapat dianalisa
secara mendetil ( mikroskopik) tetapi juga dapat dilihat dari keseluruhan,
dengan hanya memperhatikan perubahan – perubahan besar yang telah terjadi (
makroskopik). Proses – proses sosial budaya yang di analisa secara deti dapat
memberi gambaran mengenai berbagai proses perubahan yang terjadi dalam
kehidupan sehari – hari dalam suatu masyarakat. Proses evolusi sosial budaya
secara makroskopik yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang , dalam
antropologi di sebut “ proses – proses pemberi
arah.
Poses – proses berulang dalam
evolusi sosial budaya . Dalam antropologi perhatian terhadap proses–proses
berulang dalam evolisi sosial budaya baru timbul sekitar tahun 1920, bersama
dengan perhatian terhadap individu dalam masyarakat. Sebelumnya para ahli
antropologi umumnya hanya memperhatikan aadat – istiadat yang lazim berlaku
dalam suatu masyarakat yang mereka teliti, tanpa memperhatikan sikap, perasaan
serta tingkah laku para individu yang bertentangan dengan adat istiadat dengan
demikian, penulisan mengenai adat istiadat perkawinan orang Bali misalnya,
hanya terdiri dari keterangan mengenai berbagai adat yang lazim dilakukakn pada
perkawinan orang Bali. Upacara, aktivitas, serta tindakan yang menyimpang yang
terjadi karena berbagai situasi dan keadaan khusus, yang dapat berulang
berkali-kali umumnya diabaikan atau kurang diperhatikan, penyimpangan seperti
itu tentu tidak dibiarkan berlangsung begitu saja dan karena itulah dalam
setiap masyarakat terdapat alat-alat pengendali, yang tugasnya adalah
mengurangi penyimpangan tadi. Dalam suatu masyarakatt selalu terjadi ketegangan
antara kebutuhan individu dalam masyarakat, walupun ada kalanya dalam suatu
jangka waktu tertentu tidak terjadi gejolak-gejolak yang disebabkan oleh
tingkahlaku beberapa individu pembangkang. Apabila penyimpangan-penyimpangan
sering terjadi, akhirnya adat yang bersangkutan tidak dapat dipertahankan, dan
diubah sesuai dengan kebutuhan yang baru
Proses mengarah dalam Evolusi
kebudayaan. Apabila evolusi masyarakat dan kebudayaan dipandang suatu jarak
yang jauh dengan suatu interval yang panjang maka tampak terjadinya
perubahan-perubahan besar yang seakan-akan menentukan arah dari sejarah
perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan
E. Budaya sebagai rencana dan pencapaian
tujuan
Dipandang dari sudut antropologi manusia dapat di tinjau jauh dari dua
segi yaitu manusia sebagai mahkluk biologi dan manusia sebagai makhluk sosio
budaya.
Sebagai makhluk biologi manusia dipelajari dalam ilmu biologi atau
anatomi, dan sebagai makhluk sosio budaya manusia dipelji dalam antropologi
budaya. antropologi budaya menyelidiki selurih cara hidup manusia, bagaimana
manusia dengan akal budinya dan struktur fisiknya dalam mengubah lingkungan
berdasarkan pengalamannya.juga memahami dan melukiskan kebudayaan yang terdapat
dlam masyarakat manusia. Akhirnya terdapat konsepsi tentsng kebudayaan manusia
yang menganalisa masalah – masalah hidup sosial kebudayaan manusia.Konsepsi
tersebut ternyata memberi gambaran pada kita bahwasanya hanya manusialah yang
mampu berkebudayaan.
Maka dengan berfikirlah manusia akhirnya dapat menciptakan segala
sessuatu. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akhirnya manusia
merencanakan sesuatu sebagai ajang pencapaian tujun hidup. Tentunya itu semua
demi kelangsungan hidupnya.Misalnya dengan berkarya seperti menciptakan alat –
alat tenun berarti seseorang tersebut mampu memberikan pengaruh yang postif
kpas sekitanya yakni bisa saja orang tersebut membuka lapangan kerja untuk yang
lain. Sehingga di tempat tersebut rata – rata sebagai pencipta alat tenun atau
sebagai penenun.Adapun dengan berbudaya jugalah akhirnya manusia bisa mencapai
tujuannya,yakni misalnya dengan berkarya alat – alat tenun atau menenun tadilah
dia menjadi sukses dan memajukan daerah di sekitarnya.
Filsuf Hegel dalam abad ke-19
membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya sendiri.Dalam
berbudaya manusia tak menerima begitu saja apa yng di sediakan oleh alam tetapi
mengubahya dan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan berbuat demikian itu
terjadi jurang antara manusia dengan dirinya yang dialami. Itulah yang di
maksud dengan keterlepasan atau keterasingan dan sebagai akibatnya terjadilah
aneka ketegangan yang terus – menerus mendorong kemajuan budaya itu.
Van peurseun berusaha menjalaskan
hal yang nampaknya serba bertentangan itu demikian, manusi dengan mengembangkan alam ia memasukin
dirinya kedalam dirinya sendiri.Dan ini hanyalah dimungkinkan apabila ia sudah
sadar bahwa dirinya berada di luar alam.
Justru karena
manusia itu tidak secara otomatis meyatukan diri dengan alam tetapi melalui
sebagai sarana makalalu ia berbudaya. Dengan demikian manusia menjadi mampu
untuk membuat ketegangan dengan alam dan dari ketegangan itu meletupkan api
budaya.Dalam pengalaman sejarah umaat manusia di kenal pula gejala – gejala
kelelahan budaya. Manusia mendampakan kehidupan bangsa primitif yang dengan
penuh ritus, adat, hiasan dan mag yang serba menarik. Oranhg jemu dengan
budaya, akan tetapi taak begitu rumit dan melelahkan manusia. Kdang – kadang
orang mengira bahwa semakin maju budayanya semakin banyak dosa yang di buat,
dan sebaliknya budaya itu semakin primitif, semakin suci. Juga dalam dunia
modern sekarang bermunculan kecenderungan manusia ( misalnya kaum hippies dan
kaum urakan ala Rendra) untuk melaarikan diri dari budaya dan kembalikepada
alam. Sehubungan itu klages (1930) menulis. Budya merupakan bahaya bagi manusia
sendiri.Budaya yang di maksud umpan teknik , peradaban, oabrik berasap, udara
yang penuh debu, kota yang kotor, hutan yang makin gundul. Kediktatoran akal dan budi yang tamak.
F.Kesimpulan
Manusia
merupakan makhluk sosial yang berbudaya yang tak dapat hidup sendiri. Manusia
berbeda dengan makhluk lainnya karena msnusia di bekali akal pikiran. Dengan
berpikir itulah manusia dapat berkarya dan menciptaksn sesuatu Kebudayaan
menurut E.B. Taylor adalah kompilasi
dalam keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
keagamaan, hukum, adat istiadat serta lain –lain kenyataan dan kebiasaan –
kebiasaaan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan yang
dimaksud dengan perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem
ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat yang bersangkutan, antara
lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam
kehidupan, teknologi, selera, rasa keindahan, dan bahasa. Sedangkan perubahan
didalam masyarakat yang maju biasanya terwujud melalui penemuan (discovery)
dalam bentuk penciptaan baru (invention) dalam melalui proses difusi, dan proses – proses lainnya seperti
proses internalisasi, sosialisasi dan evolusi yang ke3semuanya itu merupakan
budaya sebagai media beajar.. Sebagai makhluk
biologi manusia dipelajari dalam ilmu biologi atau anatomi, dan sebagai makhluk
sosio budaya manusia dipelji dalam antropologi budaya. antropologi budaya
menyelidiki selurih cara hidup manusia, bagaimana manusia dengan akal budinya
dan struktur fisiknya dalam mengubah lingkungan berdasarkan pengalamannya.juga
memahami dan melukiskan kebudayaan yang terdapat dlam masyarakat manusia
Maka dengan berfikirlah manusia akhirnya dapat menciptakan segala
sessuatu. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akhirnya manusia
merencanakan sesuatu sebagai ajang pencapaian tujun hidup. Tentunya itu semua
demi kelangsungan hidupnya.Misalnya dengan berkarya seperti menciptakan alat –
alat tenun berarti seseorang tersebut mampu memberikan pengaruh yang postif
kpas sekitanya yakni bisa saja orang tersebut membuka lapangan kerja untuk yang
lain. Sehingga di tempat tersebut rata – rata sebagai pencipta alat tenun atau
sebagai penenun.Adapun dengan berbudaya jugalah akhirnya manusia bisa mencapai
tujuannya,yakni misalnya dengan berkarya alat – alat tenun atau menenun tadilah
dia menjadi sukses dan memajukan daerah di sekitarnya.