Minggu, 27 Mei 2012

Tradisi Panen di Daerah Petir


A. Pendahuluan

Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia khususnya Banten merupakan daerah yang bisa di katakan kaya akan hal – hal yang berbau mitos. Misalnya seperti dilakukannya acara Tujuh Bulanan dalam acara tersebut ada bagian – bagian seperti harus membuang uang dengan sisa – sisa makanan di jalanan. Tujuan dilakukan acara tersebut agar mendapat keselamatan dari Allah swt. Selain acara tujuh bulanan juga terdapat acara – acara lain seperti Tahlilan, selametan bayi yang baru lahir dan lain sebagainya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengungkapkan tradisi – tradisi lain yakni tradisi panen padi yang ada di Banten Khususnya di daerah Serang kp. Rego Rinu RT 017/004 Ds. Padasuka, Kec. Petir. Mengingat bahwa sebagian besar masyarakat di daerah Banten adalah petani. Pada umumnya para petani memiliki tradisi – tradisi tertentu baik saat akan menanam padi atau bercocok tanam hingga saat panen tiba. Meskipun mereka hanya para petani tetapi jika saat panen tiba mereka pun tidak sekonyong – sekonyong atau dalam istilah jawa sekarep dewek dalam melakukan panen. Melainkan ada cara – cara tertentu yang harus dilakukan ketika panen tiba. Atau hal tersebut lebih dikenal dengan istilah tradisi atau kebiasaan. Pada umumnya tradisi tersebut merupakan peninggalan nenek moyang atau tradisi tersebut sengaja diwariskan kepada keturunannya.
Pada tradisi ini di ungkapkan adanya kepercayaan para petani terhadap dewi padi atau yang dikenal Dewi Sri yang merupakan dewi pertanian. Ia dipercaya sebagai dewi yang menguasai ranah dunia bawah tanah juga bulan. Perannya mencakup segala aspek Dewi Ibu yakni sebagai pelindung kelahiran dan kehidupan. Ia juga dapat mengendalikan bahan makanan di bumi terutama Padi yang merupakan bahan makana pokok masyarakat Indonesia. Sehingga berkahnya terutama panen padi yang berlimpah dan dimuliakan sejak masa kerajaan kuno di pulau Jawa seperti Majapahit dan Pajajaran.

B. Tradisi Panen Padi

            Para petani di daerah petir khususnya kp. Rego Rinu RT 017/004 ini memiliki tradisi atau kebiasaan yang merupakan warisan dari nenek moyang. Dimana orang –orang terdahulu tentunya  memiliki unsur – unsur kepercayaan terhadap animisme atau dinamisme. Hal tersebut mengingat bahwa sebelum islam datang kepercayaan orang terdahulu atau nenek moyang adalan animisme dan dinamisme. Bahkan tanpa disadari pengaruhnya pun masih dapat dirasakan hingga sekarang. Contoh kecilnya adalah adanya acara Tahlilan yang bila kita amati adanya unsur – unsur Hindu – Budha yakni animisme yang merupakan kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Dalam tradisi panen padi ini pun tidak berbeda jauh halnya dengan contoh di atas.
            Pada saat panen padi tiba ada acara – acara tertentu yang harus dilakukan para petani. Adapun acara tersebut diantaranya adalah :
v  memanggil atau menyuruh orang yang menguasai bacaan – bacaan ketika akan memanen padi. Adapun orang yang disuruh tersebut biasanya orang tua dulu yang menguasai bacaan – bacaan tersebut yang didapatkan dari orang – orang tua dulu sebelumnya.
v   Sebaiknya kegiatan tersebut dilakukan di pagi hari sebelum melakukan panen.
v  Membawa atau menggunakan ani – ani untuk memotong padi
v  Pemotongan padi dilakukan disetiap bagian pojok sawah
v  Ketika melakukan pemotongan padi sebaiknya diambil bagian batang padi yang berhadapan. Dalam istilah sunda yaitu papanganten
Adapun bacaan sebelum melakukan pemotongan padi yaitu terdapat tiga bagian :  1. Kalangkang yang berarti bayang – bayang
2. Longlongan yang bisa diartikan sebagai sifat  rakus yang cenderung diidentikan kepada setan
3. Anak cikal

1. Bacaan Kalangkang
             Pada bacaan ini terdapat  tiga bait, bait pertama berjumlah empat baris, bait kedua berjumlah tiga baris, dan bait ketiga berjumlah empat baris. Adapun bacaannya yaitu

Assalamualaikum nyi Sri…..
Wa’alaikumsalam kai Sukma….
Nyi sri ulah gimir ulah rewas…
Nya iye amboya sia….
                        Asyhadu ramang – ramang…
                 Asyhadu remeng – remeng…
                 Sah mayang ing dewata…
            Ulah paramiluan cokot rejeung jeung aing…
     Ulah paramiluan sahakan reujeung aing…
     Aing nyaho ragag kusia…
     Teu kadeuleu ku aing nu ragag samata…

2. Bacaan Longlongan

            Nini butatayan…
            Aki butatayan…ras ku ningras…
            ngaran sia si marasras…
            Sang Ratu Raden Madjnun
            ulah huruk singnigawe kabogaan aing….
            Aing nyaho hakan sia…
            teu kadeuleu ku aing nu ragag samata….
            Situ hiang, rancahiang,
            tegal papak… sampalan budak…
            eurih kuning tegal
            Wareng nyenyerean…
                        jang sia were sebeh,,
                        ,jang sia merenah maneh…
                        jang sia Ubar – ibur
                        diluar puncak pageur…
            hakan sia nu ragag
            teu kadeuleu ku aing
           
3. Bacaan Anak Cikal
            Malaikat sangka masalah
            Malaikat sangka marupa
            ka masalah..
            ka marupa…
                        heh anak anjaluk sarnang kalawan pangeran
                        mbok sia, bapak sia, aki lana jajaka
                        malaikat sangsada rasa ngaran si kaka bahlana salaka
                        malaikat sangsada sari ngaran si adi bahlana sakti
            kadieukeun rejeki aing ti kalwat si biang
            ulah beujeuh dikeukeupan ku si adi ku si kaka
            aing menta dungdama warisan ka si adi ka si kaka
            ja aing geus dewasa ja iang geus kawasa…
            berkat ti isun Allah jai sun kahyaning Allah

            Setelah ketiga bacaan tersebut selesai di baca maka barulah memulai untuk memotong padi dengan menggunakan ani – ani. Adapun bacaan yang di baca yaitu


    

            Puning ka nyai geura tangi,
            Kawula datang nanjeurkeun tarkevaaje emas
             ti katuhu iman ti kenca sahadat
            pangbukaan tangkeban iman 
                        Sang belegedeg hideung didagoan di dinya
                        Nyai sri hayu urang balik ka batu wisnu
                        Nyai datang ka bantu bentang
                        Candi emas ninggang beas
            Pamenta sahadat nabi Fatimah
            Sri teuteul buah kandeul
            Menta teugal   Allah tangtung
            Tangtung Allah tangtung isun
            Berkat sang ing pangeran

C. Tujuan Tradisi Panen

            Adapun tujuan dilakukannya tradisi panen tersebut pada umumnya adalah agar mendapat kebarokahan dari Allah Swt. supaya hasil panennya menjadi bagus atau dalam istilah sunda loba nyesa saeutik cukup. Sedangkan mengenai arti atau makna dari bacaan – bacaan tersebut penulis tidak mengungkapkannya secara detail dikarenakan keterbatasan.

D. Mithos Dewi Padi/ Sri
Kebanyakan kisah mengenai Dewi Sri terkait dengan mythos asal mula terciptanya tanaman padi, bahan pangan utama di kawasan ini. Berikut ini adalah salah satu kisah mengenai Dewi Sri sebagai dewi padi berdasarkan wawacan Sulanjana. Menurut mythos dewi sri berasal dari telur dewa ular yang kemudian akhirnya jadilah seorang anak perempuan yang cantik lucu, dan menggemaskan. Bayi perempuan itu segera diangkat anak oleh Batara Guru dan permaisurinya. Nyi Pohaci Sanghyang Sri adalah nama yang diberikan kepada putri itu. Seiring waktu berlalu, Nyi Pohaci tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik luar biasa. Seorang putri yang baik hati, lemah lembut, halus tutur kata, luhur budi bahasa, memikat semua insan. Setiap mata yang memandangnya, dewa maupun manusia, segera jatuh hati pada sang dewi. Bahkan Batara Guru yang mengangkatnya pun jatuh hati kepada Dewi Sri tersebut. Sehingga di kalangan para dewa akhirnya ingin memisahkan Batara Dewa dengan Dewi Sri. Akhirnya Dewi Sri pun di bunuh dengan cara diberi racun pada minuman sang putri. Lenyapnya Dewi Sri dari kahyangan membuat Batara Guru, Anta, dan segenap Dewa pun berduka. Akan tetapi sesuatu yang ajaib terjadi, karena kesucian dan kebaikan budi sang dewi, maka dari dalam kuburannya muncul beraneka tumbuhan yang sangat berguna bagi umat manusia.
Ø  Dari kepalanya muncul pohon kelapa
Ø  Dari hidung, bibir, dan telinganya muncul berbagai tanaman rempah – rempah wangi dan sayur mayur
Ø  Dari rambutnya tumbuh rerumputan dan berbagai bunga yang cantik dan harum
Ø  Dari payudaranya tumbuh buah buahan yang ranum dan manis.
Ø  Dari lengan dan tangannya tumbuh pohon jati, cendana, dan berbagai pohon kayu yang bermanfaat; dari alat kelaminnya muncul pohon aren bersadap nira manis.
Ø  Dari pahanya tumbuh berbagai jenis tanaman bambu
Ø  Dari kakinya mucul berbagai tanaman umbi-umbian dan ketela; akhirnya dari pusaranya muncullah tanaman padi, bahan pangan yang paling berguna bagi manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar