Minggu, 27 Mei 2012

Asas Sistem Kapitalisme di Indonesia




            Sebelum lebih jauh kita harus tahu dulu apa yang dimaksud dengan Kapitalisme? Ialah sistem perekonomian yang berdasarkan pada pemilikan pribadi atas sarana dan produksi dan distribusi untuk kepentingan pencarian laba yang bersifat pribadi ke arah pemupukan modal melalui persaingan bebas.[1]
            Setiap manusia memiliki kebutuhan yaitu berupa barang dan jasa seperti kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, hiburan, barang-barang mewah dan sebagainya. Cara untuk mendapatkannya adalah dengan memproduksi barang-barang tersebut. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki modal yang dapat memproduksi barang-barang tersebut. Dengan asas kapitalisme inilah yang diterapkan oleh Negara Barat. Sebagai contoh adalah negara AS yang berhasil menundukkan Negara-negara lain seperti Mesir yang di dominasi modal AS. Akibatnya AS selalu membanggakan dirinya yang bertujuan setelah menanamkan modal dia akan mendapatkan laba yang sebesar-besarnya[2]. Hal ini tidak jauh berbeda dengan Negara kita Indonesia tercinta lihat saja PT. NICOMAS GEMILANG siapakah penanam modalnya? Yang jelas bukan dari Negara kita.
Seperti yang kita ketahui bahwa barang dan jasa jumlahnya terbatas sehingga tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebab yang namanya kebutuhan manusia itu tidak terbatas. Semakin tinggi peradaban manusia, maka kebutuhannya semakin banyak dan bertambah. Upaya dari itu setiap orang ingin memenuhi kebutuhannya baik dengan cara dia bekerja dipabrik-pabrik, menjadi petani, pembantu dan lain sebagainya. Hal tersebut adalah upaya mereka untuk memenuhi kebutuhannya demi kelangsungan hidup mereka. Meskipun tanpa disadari kita telah menjalankan kapitalisme di Negara sendiri.
            Maka perlu dibuat landasan-landasan yang menjamin sampainya pada level produksi yang semaksimal mungkin hingga tersedianya alat pemuas untuk kebutuhan semua orang. Adapun mengenai produksi sebaiknya kita harus bisa memproduksi barang sendiri bukan dengan cara menjual aset-aset Negara yang kemudian setelah diolah hasilnya dijual lagi ke dalam negeri. Hal ini sangat mengerikan kenapa Negara kita kaya tetapi semuanya produk luar? Selain itu dengan cara pendidikan yang tinggi agar kita tidak menjadi babu atau pembantu di rumah sendiri.

Kapitalisme Pada Masa Belanda

            Selama 350 tahun bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda, para petani dipaksa untuk membayar pajak dengan harga yang tinggi, diberlakukannya tanam paksa dan terjadinya penindasan kaum buruh. Sebelum tahun 1795 Belanda pun telah berusaha untuk memeras produk pertanian, sepeti kopi dan lada, hal ini dilakukan dengan penyerahan paksa dan menjualnya ke pasaran Eropa. Pada tahun 1806 Gubernur Daendels dikirim untuk memerintah penguasa-penguasa lama dan meningkatkan produksi kopi dan kapas. Ketika Inggris menguasai Jawa pada tahun 1811, Raffles memberlakukan sebuah pola pembangunan kapitalis, merampas tanah milik rakyat pribumi, dan memberlakukan sistem perpajakan baru yang menggantikan pajak kontan.
            Negara- Negara Eropa pada umumnya memiliki tiga semboyan yang kita kenal yaitu Gold, Glory dan Gospel. Dimana misinya untuk menguasai wilayah Indonesia, pencarian kekayaan dan penyebaran agama yang lambat laun akhirnya misi tersebut berhasil juga. Meskipun pada awalnya orang-orang Eropa hanya ingin berpetualang namun setelah melihat kekayaan Negara Indonesia akhirnya mereka pun tertarik dan berhasrat ingin menguasai Negara kita.
            Kalangan Humanitarian, liberal, dan missionari bersama-sama menyerukan reformasi ekonomi, adanya perlindungan terhadap kepentingan rakyat pribumi, pendidikan bagi masyarakat dan adanya kesempatan kerja. Kalangan liberal pun menegaskan adanya tanggung jawab pemerintah belanda terhadap kemakmuran rakyat pribumi. Sebagai rakyat pribumi seharusnyakita tahu bahwa musuh orang-orang islam adalah orang-orang kafir. Dalam hal ini adalah Belanda dan bangsa Eropa lainnya. Namun sayang keadaan telah membuat bangsa Indonesia tidak berkutik. Sekali lagi dengan adanya Kapitalisme telah membuat bangsa Indonesia semakin terpuruk.[3]
           
Kapitalisme Pada Masa Awal Kemerdekaan

Setelah terjadinya Perang Dunia II maka terjadilah perubahan besar di bidang sosial, ekonomi, dan politik.. Maka Negara Kapitalis pun segera melakukan konsolidasi agar mereka tetap berpengaruh di Negara jajahannya. Pada bulan Juli 1944 negara Kapitalis-imperialis mengadakan pertemuan di Bretton Woods untuk merumuskan strategi baru untuk menghadapi Negara-negara baru yang ingin merdeka. Adapun hasil pertemuannya adalah pembentukan World Bank dan IBRD yang berfungsi untuk memberi pinjaman kepada Negara-negara  baru merdeka atau hancur akibat PD II. Adanya pembentukan IMF yang beroperasi tahun 1947 yang berfungsi untuk memberikan pinjaman kepada Negara-negara yang kesulitan dalam neraca pembayaran luar negeri.
Banyaknya Negara-negara jajahan yang ingin menuntut kemerdekaan. Sedangkan mereka Negara  kapitalis tidak ingin kehilangan pengaruhnya di hadapan Negara-negara jajahannya. Di bidang politik Negara-negara kapitalis imperialis memotori berdirinya PBB pada tahun 1945. Selain itu juga muncul suatu deklarasi tentang adanya pemberian perlindungan mengenai hak-hak asasi manusia. Adanya perebutan pengaruh Negara-negara imperialis pada Negara-negara bekas jajahan. Sehingga muncul penerapan developmentalisme sebagai kebijakan di negrara-negara berkembang yang menyebabkan perusahaan-perusahaan besar Negara kapitalis memiliki kesempatan mengembangkan usahanya di Negara berkembang secara bebas.[4]
            Sebagai bangsa yang berpendidikan seharusnya kita menyadari bahwa adanya penerapan development tidak lain adalah nama baru dari kapitalisme yang ingin mengembangkan usahanya di Negara berkembang seperti di negra kita Indonesia. sehingga muncullah perusahaan-perusahaan besar lintas Negara dengan pusat pengendalian berada ditangan kapitalis. Hal ini sebenarnya merupakan gaya baru  pengeksploitasian sumber daya alam. Tanpa disadari kita telah berperan dalam membantu kaum kapitalis yang nyata akan membawa kehancuran dan kerugian bagi negara kita sendiri. Bangsa Indonesiaku bangkitlah karena sampai sekarang tanpa disadari pula kita masih dijajah.
            Seperti yang kita ketahui juga bahwa pemerintah AS selalu berusaha untuk memelihra kepentingannya di Indonesia. kita lihat dalam kasus Timor timur ketika Portugal meninggalkan Timot Timur maka menurut AS akan menjadi ancaman akan masuknya komunisme di Indonesia sehingga pada tahun 1975 Indonesia berhasil diayakinkan untuk menyerbu Timor Timur. Adanya ketergantungan Soekarno pada blok COMECON untuk alat industri berat dan peralatan militer. Begitu juga dengan Soeharto yang bergantung pada Blok NATO untuk peralatan sejenis.  
Disini terlihat jelas bahwasanya AS ingin mengatakan bahwa Indonesia berada di bawah pengaruhnya sehingga dalam penyerbuan ke Timor Timur pun atas persetujuan AS juga keterbantungannya alat industri berat.
Hal ini telah menunjukkan betapa ketergantungannya Negara kita kepada bangsa asing yang sudah jelas sebagai musuh yang harus dilawan. Tetapi pada kenyataan jauh berbeda. Dengan adanya pemimpin seharusnya Negara kita bisa maju tanpa adanya ketergantungan dengan bangsa lain. Karena Negara kita adalah Negara yang kaya dan subur. Tapi sayang kita tidak bisa mengelolanya dengan baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang seharusnya mandiri dan maju bukan hanya berkembang saja.

Perekonomian pasar kapitalis
Hanya orang-orang tertentulah yang memiliki modal yang besar dapat berkuasa untuk menjalankan produksinya. Dengan jutaan usaha kecil, tetapi kepemilikan dan tanggung jawab tetap berada ditangan orang yang sama. Tetapi berbeda halnya dengan usaha swasta yang sudah sangat besar kepemilikan berada di tangan ribuan bahkan pemegang jutaan saham yang terpencar. Mekanisme pasar sangat bersifat tidak pribadi, dimana disini muncul monopoli dan penumpukan kekayaan pribadi. Lihat saja seperti anak mantan presiden Soeharto, Tommy meskipun dia dipenjara tetapi usahanya berjalan terus karena dia memiliki beberapa perusahaan yang merupakan milik perseorangan.[5]
            Karena diterapkannya sistem kapitalis setidaknya telah menghilangkan kesempatan bagi orang-orang yang tidak memiliki modal sehingga timbullah monopoli. Dengan diterapkannya sistem kapitalis mereka berupaya untuk mencari laba yang sebesar-besarnya. Milik pribadi, hak milik dan pengaturan tentunya berada di tangan yang sama. Dengan tujuan agar mereka tidak terlempar dari usahanya sehingga timbul persaingan.
Sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial hendaklah saling membantu satu sama lain. Sebaiknya sistem Kapitalisme ini tidak perlu diterapkan di Indonesia karena sudah terlihat jelas dampaknya buruk bagi masyarakat. Kaum bourjois menjadi pemegang saham dan menguasai perpasaran. Sehinnga munculah kelas-kelas proletar yakni kaum yang tertindas. Kaum tertindas itu tidak lain adalah bangsa kita sendiri. Sebaiknya  marilah kita kembali kepada Al-Qur’an dan Hadis dimana segala aspek kehidupan terdapat didalamnya.



[1] Kamanto Sunarto. Pengantar Sosiologi. UI : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi.  2004 hal 72
[2] Abdurahman al Maliki. Politik Ekonomi Islam, Jawa timur : Bangil, 2001. Hal 7
[3] Ira M. lapidus. Sejarah Sosial Umat Islam bagian 3. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada. 2000. Hal 316
[4] Hasyim  Wahid, dkk. Telikungan Kapitalisme Global Dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia.  Yogyakarta : LKis, 1999. Hal 18-19
[5] Gregory Grossman, Sistem-Sistem Ekonomi, Jakarta : Bumi Aksara, 2004, hal 70

3 komentar:

  1. makasih kaka.. sangat membantu :)

    BalasHapus
  2. Coin Casino Review & Ratings by Canadian Players - Casinowow
    Coin Casino is an online gambling site offering casino games including slots, video poker and bingo. It 바카라 사이트 is 1xbet licensed and 인카지노 regulated in Kahnawake, Kahnawake,

    BalasHapus