Jumat, 27 April 2012

Kemajuan Peradaban dan keilmuan Pada Masa Dinasti Mughal



Kerajaan Mughal di India didirikan oleh Zahirudin Babur dengan beribu kota Delhi. Babur merupakan tokoh pemimpin yang dikenal dengan keberaniannya karena dapat menaklukkan beberapa daerah . Lihat saja ketika kerajaan Mughal berdiri, raja – raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur. Namun pada kenyataannya pasukan Hindu besar tersebut dapat dikalahkan oleh Babur. Babur meninggal pada usia 48 tahun dan di gantikan oleh putra sulungnya yang bernama Humayun. Humayun memegang kekuasaan selama Sembilan tahun, namun pada masa kekuasaan itu negaranya tidak pernah aman banyak tejadi pemberontakan seperti yang dilakukan oleh Bahadur Syah. Pada pemberontakan ini Humayun kalah dan melarikan diri ke Kandahar lalu ke Persia. Setelah 15 tahun kemudian ia kembali dan akhirnya wafat pada tahun 1556 M. pemerintahan selanjutnya di gantikan oleh anaknya Akbar yang pada waktu itu baru berumur 14 tahun maka pemerintahan pun diserahkan pada Bairam Khan, seorang Syi’i. pada masa inilah kerajaan Mughal mencapai keemasan. Karena setelah Akbar dewasa ia pun berusaha untuk merebut kekuasaan pemerintahan yang dipegang oleh Bairam Khan .Akhirnya Akbar pun dapat menyingkirkan Bairam Khan pada tahun 1561 M. Akbar pun segera menyusun program ekspansi dan juga menerapkan sistem politik sulakhul (toleransi universal). Dengan politik ini semua orang dipandang sama. Kemajuan yang dicapai Akbar dapat dipertahankan oleh tiga Sultan berikutnya yakni Jehangir (1605 – 1628 M), Syah Jehan (1628 – 1658 M), dan Aurangzeb (1658 - 1707). Kemantapan stabilitas politik yang diterapkan oleh Akbar telah membawa kemajuan di bidang lainnya. Seperti bidang ekonomi, kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan.[1]
Berikut beberapa kemajuan peradaban dan keilmuan Dinasti Mughal antara lain :
a.      Bidang politik dan administrasi pemerintah
            pada masa pemerintahan Akbar, ia berhasil mencapai keemasan hal ini berkat poitik yang diterapkannya yaitu politik Sulakhul atau toleransi universal. Sehingga masa pemerintahannya cukup berhasil dan wilayah kekuasaannya pun semakin meluas seperti Chundar, Ghond, Chitor, Kashmir, Bengal, Bihar, Gujarat,Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Usaha ini berlangsung hingga mas Aurangzeb. Pada pemerintahan Akbar banyak ditetapkan kebijakan seperti menata sistem pemerintahannya dengan sistem militer termasuk ke seluruh daerah taklukannya. Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang sipah salar (kepala komandan), sub – distrik dipegang oleh Faudjar ( komandan). Selain itu terbentuk landasan institusional dan landasan georafis bagi kekuatan imperiumnya, pemerintahan mughal pada umumnya dijalankan oleh pembesar kalangan elit militer dan politik sperti dari Iran, Turki, Afghan, dan Muslim asli India.[2] Para pejabat elit di organisasi sesuai dengan mansadar yang merupakan sebuah sistem dimana masing – masing pejabat memilki dua kedudukan yaitu posisi hierarki dan sawar yang menyatakan jumlah tentara yang harus dikerahan ke medan perang.[3]
b.      Bidang Ekonomi dan Sosial
      Kemantapan stabilitas politik yang diterapkan oleh Akbar telah membawa kemajuan di bidang lainnya. Seperti bidang ekonomi, kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Namun yang menjadi tumpuan adalah sector pertanian karena disektor ini hubungan antara pemerintah dan petani di atur baik. Dimana terdapat deh yakni unit lahan pertanian kecil yang tergabung dalam pargana (desa). Komunitas petani dipimpin oleh mukkadam. Melalui mukkadam inilah pemerintah berhubungan dengan petani. Setiap petani bertanggung jawab untuk menyerahkan hasilnya sehingga mereka dilindungi dari kejahatan. Adapun hasil pertaniannya yaitu berupa biji – bijian, kacang, tebu, sayuran, rempah – rempah, tembakau, kapas dan bahan – bahan celupan. Selain untuk kebutuhan dalam negri hasilnya di ekspor ke Eropa, Arabia, dan Asia Tenggara. Bersama dengan hasil kerajinan seperti kain tenun, kain tipis bahan Gordyin yang banyak di produksi di Gujarat dan Bengal. Pada masa syekh Jehan dilakukan pembangunan ekonomi dimulai dari pengembangan irigasi.[4] Sistem perpajakan pun diatur dengan baik yang dikelola sesuai dengan sistem zabt. Industri pertanian dan perdagangan mulai berkembang.
c.       Bidang Seni dan Budaya
       karya seni terbesar yang pada  dicapai pada masa Dinaseti Mughal khususnya
 Pada masa Akbar dibangunnya istana  Fatfur Sikri di Sikri, vila dan masjid –                masjid yang indah. Pada masa Syekh Jehan dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi, dan istana indah di Lahore.[5] Seni lukis, gubahan syair dan munculnya sejarawan pada masa Aurangzeb.
d.      Bidang Agama
              Pada masa Akbar berkembang paham Din – i- llahi, ia pun dituduh membuat agama baru. Munculnya perbedaan kasta akan tetapi hal ini menguntungkan perkembangan islam. Sehingga berkembanglah aliran agama islam di India seprti Syi’ah. Pada masa Aurangzeb pun dibuatlah risalah hukum islam.
e.       Kemajuan keilmuan Dinasti Mughal
      Dalam bidang ilmu pengetahuan pada masa Akbar  terdapat tiga bahasa nasional yaitu bahasa Arab sebagai bahasa agama, bahasa Turki sebagai bahasa bangsawan, dan Persia sebagai bahasa istana dan kesusastraan. Di bidang tasawuf juga muncul ahli tasawuf seperti Mubarok. Pada masa Aurangzeb didirikannya pusat pendidikan di Lucknow. Adapun kelompok sufi yang berkembang di India yaitu Qolandaris,Qadiriyah dan Naqsyabandiyah menggantikan tarekat Suhrawardiyah dan Christiyah.


[1] Badri yatim. Sejarah peradaban islam. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada. Hlm 147 - 149
[2]  Ajid Thohir. Perkembangan Peradaban di kawasan Dunia Islam Mencetak akar –akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada. 2004. Hlm 205
[3]  Ira M. Lapidus. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada. 2000. Hlm .696
[4] Badri yatim. Op.cit. Hlm 150
[5] Badri yatim. Ibid. Hlm. 151

Tidak ada komentar:

Posting Komentar