Kerajaan Mughal di India didirikan oleh Zahirudin Babur dengan beribu
kota Delhi. Babur merupakan tokoh pemimpin yang dikenal dengan keberaniannya
karena dapat menaklukkan beberapa daerah . Lihat saja ketika kerajaan Mughal
berdiri, raja – raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan perang yang besar
untuk menyerang Babur. Namun pada kenyataannya pasukan Hindu besar tersebut
dapat dikalahkan oleh Babur. Babur meninggal pada usia 48 tahun dan di gantikan
oleh putra sulungnya yang bernama Humayun. Humayun memegang kekuasaan selama
Sembilan tahun, namun pada masa kekuasaan itu negaranya tidak pernah aman
banyak tejadi pemberontakan seperti yang dilakukan oleh Bahadur Syah. Pada
pemberontakan ini Humayun kalah dan melarikan diri ke Kandahar lalu ke Persia.
Setelah 15 tahun kemudian ia kembali dan akhirnya wafat pada tahun 1556 M.
pemerintahan selanjutnya di gantikan oleh anaknya Akbar yang pada waktu itu
baru berumur 14 tahun maka pemerintahan pun diserahkan pada Bairam Khan,
seorang Syi’i. pada masa inilah kerajaan Mughal mencapai keemasan. Karena
setelah Akbar dewasa ia pun berusaha untuk merebut kekuasaan pemerintahan yang
dipegang oleh Bairam Khan .Akhirnya Akbar pun dapat menyingkirkan Bairam Khan
pada tahun 1561 M. Akbar pun segera menyusun program ekspansi dan juga
menerapkan sistem politik sulakhul
(toleransi universal). Dengan politik ini semua orang dipandang sama. Kemajuan
yang dicapai Akbar dapat dipertahankan oleh tiga Sultan berikutnya yakni
Jehangir (1605 – 1628 M), Syah Jehan (1628 – 1658 M), dan Aurangzeb (1658 -
1707). Kemantapan stabilitas politik yang diterapkan oleh Akbar telah membawa
kemajuan di bidang lainnya. Seperti bidang ekonomi, kerajaan Mughal dapat
mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan.[1]
Berikut beberapa kemajuan peradaban dan keilmuan Dinasti Mughal antara
lain :
a.
Bidang
politik dan administrasi pemerintah
pada masa pemerintahan Akbar, ia berhasil
mencapai keemasan hal ini berkat poitik yang diterapkannya yaitu politik Sulakhul atau toleransi universal.
Sehingga masa pemerintahannya cukup berhasil dan wilayah kekuasaannya pun
semakin meluas seperti Chundar, Ghond, Chitor, Kashmir, Bengal, Bihar, Gujarat,Orissa,
Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Usaha ini berlangsung
hingga mas Aurangzeb. Pada pemerintahan Akbar banyak ditetapkan kebijakan
seperti menata sistem pemerintahannya dengan sistem militer termasuk ke seluruh
daerah taklukannya. Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang sipah salar
(kepala komandan), sub – distrik dipegang oleh Faudjar ( komandan). Selain itu
terbentuk landasan institusional dan landasan georafis bagi kekuatan imperiumnya,
pemerintahan mughal pada umumnya dijalankan oleh pembesar kalangan elit militer
dan politik sperti dari Iran, Turki, Afghan, dan Muslim asli India.[2]
Para pejabat elit di organisasi sesuai dengan mansadar yang merupakan sebuah
sistem dimana masing – masing pejabat memilki dua kedudukan yaitu posisi
hierarki dan sawar yang menyatakan jumlah tentara yang harus dikerahan ke medan
perang.[3]
b. Bidang Ekonomi dan Sosial
Kemantapan stabilitas politik yang
diterapkan oleh Akbar telah membawa kemajuan di bidang lainnya. Seperti bidang
ekonomi, kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan,
dan perdagangan. Namun yang menjadi tumpuan adalah sector pertanian karena
disektor ini hubungan antara pemerintah dan petani di atur baik. Dimana terdapat
deh yakni unit lahan pertanian kecil
yang tergabung dalam pargana (desa).
Komunitas petani dipimpin oleh mukkadam. Melalui mukkadam inilah pemerintah
berhubungan dengan petani. Setiap petani bertanggung jawab untuk menyerahkan
hasilnya sehingga mereka dilindungi dari kejahatan. Adapun hasil pertaniannya
yaitu berupa biji – bijian, kacang, tebu, sayuran, rempah – rempah, tembakau,
kapas dan bahan – bahan celupan. Selain untuk kebutuhan dalam negri hasilnya di
ekspor ke Eropa, Arabia, dan Asia Tenggara. Bersama dengan hasil kerajinan
seperti kain tenun, kain tipis bahan Gordyin yang banyak di produksi di Gujarat
dan Bengal. Pada masa syekh Jehan dilakukan pembangunan ekonomi dimulai dari
pengembangan irigasi.[4]
Sistem perpajakan pun diatur dengan baik yang dikelola sesuai dengan sistem
zabt. Industri pertanian dan perdagangan mulai berkembang.
c. Bidang Seni dan Budaya
karya seni terbesar yang pada dicapai pada masa Dinaseti Mughal khususnya
Pada masa Akbar dibangunnya istana Fatfur Sikri di Sikri, vila dan masjid – masjid yang indah. Pada masa Syekh Jehan
dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi,
dan istana indah di Lahore.[5]
Seni lukis, gubahan syair dan munculnya sejarawan pada masa Aurangzeb.
d. Bidang Agama
Pada
masa Akbar berkembang paham Din – i- llahi, ia pun dituduh membuat agama baru.
Munculnya perbedaan kasta akan tetapi hal ini menguntungkan perkembangan islam.
Sehingga berkembanglah aliran agama islam di India seprti Syi’ah. Pada masa
Aurangzeb pun dibuatlah risalah hukum islam.
e. Kemajuan keilmuan Dinasti Mughal
Dalam bidang ilmu pengetahuan
pada masa Akbar terdapat tiga bahasa
nasional yaitu bahasa Arab sebagai bahasa agama, bahasa Turki sebagai bahasa
bangsawan, dan Persia sebagai bahasa istana dan kesusastraan. Di bidang tasawuf
juga muncul ahli tasawuf seperti Mubarok. Pada masa Aurangzeb didirikannya
pusat pendidikan di Lucknow. Adapun kelompok sufi yang berkembang di India
yaitu Qolandaris,Qadiriyah dan Naqsyabandiyah menggantikan tarekat
Suhrawardiyah dan Christiyah.
[1] Badri yatim. Sejarah peradaban islam. Jakarta : PT.
Raja Grapindo Persada. Hlm 147 - 149
[2] Ajid Thohir. Perkembangan Peradaban di kawasan Dunia Islam Mencetak akar –akar Sejarah,
Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada.
2004. Hlm 205
[3] Ira M. Lapidus. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada.
2000. Hlm .696
[4] Badri yatim. Op.cit. Hlm 150
[5] Badri yatim. Ibid. Hlm. 151
Tidak ada komentar:
Posting Komentar